Tak Sengaja ??? Bagaimana Hukum Menelan Air Mani ???



Pertanyaan :
Assalamu 'alaikum wr... wb... Waktu saat berhubungan dengan istri, istri tak sengaja meminum sperma yang saya keluarkan. Bagaimana hukumnya menurut islam..? terimaksh banyak.., 
( Dari Inisial : WB )

Jawab :
Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh

Ada 2 Pendapat yang Haram dan Halal dengan alasan yang berbeda.

1. Menurut pendapat yang kuat tidak boleh menelan atau meminum sperma karena beberapa alasan berikut: 

Pertama : Perbuatan tersebut memungkinkan tertelannya sesuatu yang najis seperti madzi, wadi, atau air kencing.

Kedua : Mani termasuk sesuatu mustakhbats (menjijikkan), sehingga ulama yang mengatakan mani itu suci pun berpendapat tidak boleh menelannya, karena firman Allah:

وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ [الأعراف:157]

"Dan dia (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) mengharamkan perkara-perkara yang khabits (sangat kotor/jelek)" (Al-A'raaf:157)
 
Berkata An-Nawawy rahimahullahu:
هل يحل أكل المني الطاهر؟ فيه وجهان: الصحيح المشهور أنه لا يحل لأنه مستخبث

"Bolehkah menelan mani yang suci? Ada 2 pendapat, dan yang benar dan masyhur bahwasanya itu tidak halal karena mustakhbats (menjijikkan)" (Al-Majmu' 2/575)
Ketiga: Sebagian ahli kesehatan mengatakan bahwa secara kedokteran ternyata perbuatan ini apabila dilakukan berulang-ulang akan membahayakan karena air mani yang hidup tersebut bisa melukai dinding lambung sehingga mengakibatkan pendarahan di lambung.

2. Menurut pendapat al-adhhar dalam madzhab syafi'i, mani hukumnya suci, baik itu mani seorang laki-laki atau perempuan, yang masih hidup atau sudah meninggal dunia, dan meskipun mani orang kafir. Karena mani adalah asal penciptaan dari manusia, pendapat ini juga dikuatkan dengan beberapa hadis diantaranya :


عَنْ عَائِشَةَ فِي الْمَنِيِّ قَالَتْ: كُنْتُ أَفْرُكُهُ مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Dari Aisyah, mengenai masalah mani, beliau berkata : "Aku menggosoknya dari baju Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam." (Shohih Muslim, no.228)

Sedangkan hukum menelan mani, menurut sebagian ulama' hukumnya boleh, karena mani adalah sesuatu yang suci, sedangkan menurut pendapat mayoritas ulama', meskipun mani termasuk benda yang suci, bukan berarti diperbolehkan menelannya, karena tidak semua benda yang suci boleh dimakan, karena merupakan hal yang dianggap kotor dan buruk.  Karena itulah pendapat yang shohih dan masyhur dalam madzhab imam syafi'i menyatakan bahwa menelan air mani hukumnya haram berdasarkan keumuman ayat yang menjerlaskan larangan memakan segala sesuatu yang menjijikkan.

وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ
"Dan Alloh mengharomkan bagi mereka segala sesuatu yang menjijikkan." (Q.S. Al-A'rof : 157)

Kesimpulannya, menelan mani Hukumnya Haram menurut pendapat jumhur ulama'.

Bagaimana Menurut Pandangan Medis ?

Mengenai menelan sperma maka ada pendapat yang menyatakan bahwa hal ini menyehatkan bagi wanita. Karena sperma mengandung zat-zat penting dan nutrisi bagi kesehatan tubuh. Akan tetapi belum ada penelitian/jurnal ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan (setahu kami) yang menyatakan demikian.

Ada yang mengklaim telah melakukan penelitian bahwa wanita yang menelan sperma bisa menyehatkan. Akan tetapi Ada ahli yang menyatakan bahwa hal tersebut belum bisa dipastikan karena:

  • Bisa jadi sehat karena timbul perasaan gembira karena bisa memuaskan pasangan

  • Belum bisa dipastikan apakah zat-zat nutrisi dalam air mani hanya bermanfaat untuk nutrisi sperma saat pembuahan atau nutrisi tubuh secara umum.
Akan tetap lebih baik tidak melakukannya (menelan sperma) hanya untuk mencari gizi atau kandungan zat nutrisinya (jika benar ada nutrisinya dan berguna untuk tubuh) karena masih banyak sumber makanan lain yang jelas-jelas bergizi dan bermanfaat bagi tubuh.

Wallohu a'lam...

Refrensi : 

1. Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, Juz : 2  Hal : 553
2. Nihayatul Muhtaj, Juz : 1  Hal : 243
3. Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, Juz : 2  Hal : 556


Ibarot :
Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, Juz : 2  Hal : 553



قال المصنف رحمه الله : وأما منى الادمى فطاهر لما روي عن عائشة رضي الله عنها أنها كانت تحت المني من ثوب رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو يصلى ولو كان نجسا لما انعقدت معه الصلاة ولانه مبتدا خلق بشر فكان طاهرا كالطين
الشرح : حديث عائشة صحيح رواه مسلم لكن لفظه (لقد رأيتني أفركه من ثوب رسول الله صلى الله عليه وسلم فركا فيصلي فيه) هذا لفظه في صحيح مسلم وسنن أبي داود وغيره من كتب السنن وأما اللفظ الذي ذكره المصنف فغريب وقوله تحت المنى أي تفركه وتحته وقوله ولانه مبتدأ خلق بشر احتراز من مني الكلب: وأما حكم المسألة فمني الآدمي طاهر عندنا هذا هو الصواب المنصوص للشافعي رحمه الله في كتبه وبه قطع جماهير الأصحاب وحكى صاحب البيان وبعض الخراسانيين في نجاسته قولين ومنهم من قال القولان في مني المرأة فقط والصواب الجزم بطهارة منيه ومنيها وسواء المسلم والكافر

Nihayatul Muhtaj, Juz : 1  Hal : 243
وأما مني الآدمي فطاهر في الأظهر، لأنه أصله رجلا أو امرأة أو خنثى، وغايته أنه خرج من غير طريقه المعتاد وهو لا يؤثر، فالقول بنجاسته ليس بشيء، وسواء في الطهارة مني الحي والميت فينجس والمجبوب والممسوح، فكل من تصور له مني منهم كان كغيره، وخرج من لا يمكن بلوغه لو خرج منه شيء فإنه يكون نجسا، لأنه ليس بمني.
والأصل في ذلك ما روي «أن عائشة - رضي الله عنها - كانت تفركه من ثوب رسول الله - صلى الله عليه وسلم - وهو يصلي فيه» ، وفي رواية مسلم «فيصلي فيه» . قال بعضهم: وهذا لا يتم الاستدلال به إلا على القول بنجاسة فضلاته - صلى الله عليه وسلم -. وأجيب بصحة الاستدلال به مطلقا ولو قلنا بطهارة فضلاته، لأن منيه - عليه السلام - كان من جماع فيخالط مني المرأة فلو كان منيها نجسا لم يكتف فيه بفركه لاختلاطه بمنيه فينجسه، وقد أوضحت ذلك في شرح العباب، ومقابل الأصح أنه نجس مطلقا لاستحالته في الباطن، وقيل بنجاسته من المرأة بناء على نجاسة رطوبة فرجها

Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, Juz : 2  Hal : 556


فرع : هل يحل أكل المني الطاهر فيه وجهان الصحيح المشهور أنه لا يحل لأنه مستخبث قال الله تعالي (ويحرم عليهم الخبائث) والثاني يجوز وهو قول الشيخ أبي زيد المروزي لأنه طاهر لا ضرر فيه وسنبسط الكلام فيه وفي المخاط وأشباهه في كتاب الأطعمة إن شاء الله تعالى



0 Tanggapi Ini "Tak Sengaja ??? Bagaimana Hukum Menelan Air Mani ??? "

Posting Komentar

PERHATIAN :
1. Silahkan menggunakan "Anonymous" untuk anda yang tidak memiliki akun.
2. Untuk Pertanyaan Umum, Surat Pembaca dan Konsultasi Agama. Kirim melalui inbox FP Kami.
3. Berkomentarlah dengan sopan dan elegan.

*Kami Tunggu Tanggapan dan Komentar Anda :

Total Tayangan Halaman

Back to top